HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Thursday, February 19, 2009

Vaksin Flu Multivirus


Ilmuwan Jepang mengklaim telah berhasil mengembangkan sebuah vaksin infulenza yang berfungsi baik untuk melawan beragam bentuk virus flu dan bisa mencegah terjadinya pandemi flu mematikan akibat mutasi flu burung (avian influenza/ Al). Sejauh ini, tim peneliti telah menguji vaksin tersebut pada tikus yang ditanamkan gen manusia di dalamnya.


Hasilnya? Vaksin itu terbukti berfungsi baik meskipun virus flu tersebut bermutasi. Hal itu dijelaskan peneliti Jepang, Tetsuya Uchida dari National Institute of Infectious Diseases (NIID) seperti dikutip AFP. Selama ini, vaksin flu yang digunakan saat ini menggunakan protein yang melindungi permukaan virus. Namun, protein ini kerap kali bermutasi dan membuat vaksin yang dipakai tidak lagi efektif.


Vaksin baru yang tengah dikembangkan ilmuwan Jepang kali ini didasarkan pada tipe protein biasa yang ada di dalam tubuh virus flu. Protein ini, kata Uchida, jarang mengalami perubahan. Sampel virus yang digunakan Uchida adalah virus flu Soviet-A dan Hongkong-A, serta strain virus flu burung paling mematikan: H5N1.


“Kami harapkan vaksin ini mampu berfungsi efektif pula pada varian-varian baru” strain H5N1 yang paling ditakuti, kata Uchida, selain juga virus-virus flu yang sudah biasa. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa jutaan manusia di seluruh dunia terancam wabah mematikan virus flu burung jika sang virus mampu bermutasi dan menular dari manusia ke manusia.


Menurut Uchida, masih dibutuhkan waktu beberapa tahun lagi untuk membuat vaksin multivirus tersebut bisa dimanfaatkan. Pasalnya, tim peneliti masih harus mengkonfirmasi keamanan vaksin tersebut melalui sejumlah eksperimen terhadap tikus percobaan dan kemungkinan percobaan pada hewan yang lebih besar sebelum diuji coba pada manusia.


Studi itu sendiri hasil kerjasama antara para peneliti dari NIID dengan Hokkaido University, Saitama Medical University dan perusahaan kimia NOF Corp. yang berpusat di Tokyo. Yang jelas, kabar temuan ini saja telah membuat harga saham NOF melonjak 20,79% menjadi 336 yen/lembar di Bursa Efek Tokyo, Kamis(29/1).


Kebal Tamiflu

Menurut para pakar virologi, influenza yang menyerang manusia sebagian besar disebabkan oleh virus flu tipe Soviet-A, Hongkong-A dan Hongkong-B. Sementara Uchida mengaku melakukan percobaan dengan virus tipe A. Hanya saja, katanya, metode itu juga bisa efektif pada virus tipe B.


Pada musim dingin saat ini di Jepang, banyak orang yang terinfeksi virus flu strain Soviet-A. Namun, Kementerian Kesehatan Jepang memperingatkan bahwa telah ditemukan banyak bukti virus tersebut kebal terhadap obat flu Tamiflu.


Tamiflu sendiri menjadi kontroversi di Jepang setelah pihak berwenang di sana menyatakan adanya anak-anak yang melompat dari gedung dan bangunan tinggi atau berlari ke arah lalulintas jalanan setelah mendapat pengobatan Tamiflu. Namun, pihak berwenang Jepang juga menyatakan tidak menemukan bukti adanya kaitan antara Tamiflu dengan perilaku abnormal berbahaya tersebut.


Sebetulnya, penelitian untuk menciptakan vaksin flu yang menyerang bagian dalam tubuh virus flu ketimbang menyerang lapisan pelindung di permukaan tubuhnya juga tengah dilakukan di tempat lain. Menurut Uchida, hal itu juga tengah dilakukan di Oxford University, Inggris.


Berdasarkan statistik WHO, sejak meledak tahun 2003, sebanyak 250 orang telah meninggal akibat virus flu burung. Indonesia tercatat sebagai negara paling parah dengan jumlah korban virus AI yang resmi sebanyak 115 orang sejak 2003.


Sementara itu, lima orang juga dilaporkan mati di Cina bulan ini akibat AI. Jumlah itu meningkat dibandingkan tahun 2008 yang hanya 3 orang, sehingga membuat pihak kesehatan Cina siaga kembali. Cina dipandang sebagai salah satu negara paling berisiko pecahnya epidemi AI karena di negeri ini memiliki populasi peternakan unggas terbesar di dunia. Selain itu, masih banyak penduduk di pedesaan yang memelihara ternak ayam dengan kandang yang dekat dengan manusia.


Penularan AI biasanya memang terjadi pada orang-orang yang kontak langsung dengan unggas yang sakit. Hanya saja, sejauh ini belum ada bukti valid bahwa strain virus flu burung bisa bermutasi dari orang ke orang dan menciptakan ancaman pandemi global yang mematikan.

No comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.