HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Wednesday, June 24, 2009

"Ummatii,ummatii,ummatiii?"

Tak bosan-bosan rasanya membaca kisah ini...

AIRMATA RASULULLAH SAW...
Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan
salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya
masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan
badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan
bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"
"Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,"
tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan
pandangan yang menggetarkan.

Seolah-olah bahagian demi! bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang
memisahkan pertemuan di dunia.
Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan
tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan
kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit
dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.

"Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?", tanya Rasululllah
dengan suara yang amat lemah.
"Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu.
"Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu," kata Jibril.
Tapi itu ternyata tidak membuat Rasulullah lega, matanya masih penuh
kecemasan. "Engkau tidak senang mendengar khabar ini?", tanya Jibril lagi.
"Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?"
"Jangan khawatir, wahai Rasul ! Allah, aku pernah mendengar Allah
berfirman kepadaku: "Kuharamkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat
Muhammad telah berada di dalamnya," kata Jibril.
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh
Rasulullah ditarik.

Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya
menegang. "Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini."
Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya
menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka.

"Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?"
Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu.
"Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal," kata
Jibril.
Sebentar kemudian terdengar Rasulullah mengaduh, karena sakit yang tidak
tertahankan lagi.

"Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini
kepadaku, jangan pada umatku."
Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi.
Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, ! Ali segera
mendekatkan telinganya. "Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku"
"peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu."


Diluar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan.
Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan
telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.

"Ummatii,ummatii,ummatiii?" - "Umatku, umatku, umatku"
Dan, berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu.
Kini, mampukah kita mencintai sepertinya?
Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi

Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
.
.
.
.
secara pribadi saya ingatkan kepada diri saya sendiri dan mengingatkan muslimin muslimat umumnya.
silahkan anda copy paste dan letakkan di website, blog, atau emailkan ke saudara-saudara yang lain.

2 comments:

Abu Ayaz said...

Maaf, kisah diatas sumbernya darimana? ada di kitab mana? Derajat periwayatannya bagaimana?

Lafazh yang terakhir diucapkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disaat sakratul mautnya bukanlah "ummati...ummati.." sebagaimana riwayat milik syi'ah yg banyak dinukil dan tersebar di internet, dengan sumber periwayatan yang tidak dikenal dikalangan Ahlus sunnah.

Namun perkataan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang terakhir berdasarkan riwayat yg benar adalah :

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى

"Ya اَللّهُ ampunilah aku, rahmatilah aku. Pertemukan aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi, ya اَللّهُ Kekasih Yang MahaTinggi" [Shahih. HR. Bukhari bab maradhun Nabi, II/638, 639, 640, 641]

Afwan, bagi yang ingin menyanggah atau menanyakan kepada ustadz yang kompeten, maka silahkan saja, lakukanlah dengan penuh amanat ilmiyah, objektif dan tidak mengedepankan hawa nafsu.
Siapapun ia, maka hendaknya ia menyanggah dengan ilmiyah, sertakan sumber rujukan kitabnya, jika itu hadits, maka sebutkan perawinya dan derajat haditsnya, ada di kitab hadits yang mana.

Ingat, tema-nya adalah :

Benarkah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan "ummatii..ummatii.." dihari terakhir masa hidupnya disaat2 sakratul maut nya?

Abu Ayaz said...

Maaf, kisah diatas sumbernya darimana? ada di kitab mana? Derajat periwayatannya bagaimana?

Lafazh yang terakhir diucapkan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disaat sakratul mautnya bukanlah "ummati...ummati.." sebagaimana riwayat milik syi'ah yg banyak dinukil dan tersebar di internet, dengan sumber periwayatan yang tidak dikenal dikalangan Ahlus sunnah.

Namun perkataan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang terakhir berdasarkan riwayat yg benar adalah :

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ وَارْحَمْنِيْ وَأَلْحِقْنِيْ بِالرَّفِيْقِ اْلأَعْلَى

"Ya اَللّهُ ampunilah aku, rahmatilah aku. Pertemukan aku dengan Kekasih Yang Maha Tinggi, ya اَللّهُ Kekasih Yang MahaTinggi" [Shahih. HR. Bukhari bab maradhun Nabi, II/638, 639, 640, 641]

Afwan, bagi yang ingin menyanggah atau menanyakan kepada ustadz yang kompeten, maka silahkan saja, lakukanlah dengan penuh amanat ilmiyah, objektif dan tidak mengedepankan hawa nafsu.
Siapapun ia, maka hendaknya ia menyanggah dengan ilmiyah, sertakan sumber rujukan kitabnya, jika itu hadits, maka sebutkan perawinya dan derajat haditsnya, ada di kitab hadits yang mana.

Ingat, tema-nya adalah :

Benarkah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengucapkan "ummatii..ummatii.." dihari terakhir masa hidupnya disaat2 sakratul maut nya?

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.