HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Thursday, January 15, 2009

Sekilas Tentang Rabies

Semua hewan berdarah panas rentan dengan rabies. Penyakit rabies secara alami terdapat pada bangsa anjing, kucing, kelelawar, dan karnivora liar. Masa inkubasi adalah waktu antara penggigitan sampai timbulnya gejala penyakit. Masa inkubasi penyakit Rabies pada anjing dan kucing kurang lebih 2 minggu (10 hari – 14 hari). Pada manusia 2-3 minggu dan paling lama 1 tahun.


Perjalanan penyakit Rabies pada anjing dan kucing dibagi dalam 3 fase (tahap):

  1. Fase Prodormal : Hewan mencari tempat dingin dan menyendiri, tetapi dapat menjadi lebih agresif dan nervus, pupil mata meluas dan sikap tubuh kaku (tegang). Fase ini berlangsung selama 1-3 hari. Setelah fase Prodormal dilanjutkan fase Eksitasi atau bisa langsung ke fase Paralisa.
  2. Fase Eksitasi : Hewan menjadi ganas dan menyerang siapa saja yang ada di sekitarnya dan memakan barang yang aneh-aneh. Selanjutnya mata menjadi keruh dan selalu terbuka dan tubuh gemetaran, selanjutnya masuk ke fase Paralisa.
  3. Fase Paralisa : Hewan mengalami kelumpuhan pada semua bagian tubuh dan berakhir dengan kematian.


Tanda-tanda Rabies pada Hewan

Pada anjing dan kucing, penyakit rabies dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu bentuk diam (Dumb Rabies) dan bentuk ganas (Furious Rabies).


Dumb Rabies

  • Terjadi kelumpuhan pada seluruh bagian tubuh.
  • Hewan tidak dapat mengunyah dan menelan makanan, rahang bawah tidak dapat dikatupkan dan air liur menetes berlebihan.
  • Tidak ada keinginan menyerang atau menggigit.

Hewan akan mati dalam beberapa jam.


Furious Rabies

  • Hewan menjadi agresif dan tidak lagi mengenal pemiliknya.
  • Menyerang orang, hewan, dan benda-benda yang bergerak.
  • Bila berdiri sikapnya kaku, ekor dilipat diantara kedua paha belakangnya.
  • Anak anjing menjadi lebih lincah dan suka bermain, tetapi akan menggigit bila dipegang dan akan menjadi ganas dalam beberapa jam.


Tanda-tanda Rabies pada Manusia

  • Rasa takut yang sangat pada air, dan peka terhadap cahaya, udara, dan suara.
  • Airmata dan air liur keluar berlebihan.
  • Pupil mata membesar.
  • Bicara tidak karuan, selalu ingin bergerak dan nampak kesakitan.
  • Selanjutnya ditandai dengan kejang-kejang lalu lumpuh dan akhirnya meninggal dunia.


Tindakan Terhadap Hewan

Anjing, kucing dan kera yang menggigit manusia atau hewan lainnya harus dicurigai menderita rabies. Terhadap hewan tersebut harus diambil tindakan sebagai berikut:

  • Bila hewan tersebut adalah hewan peliharaan atau ada pemiliknya, maka hewan tersebut harus ditangkap dan diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi selama 14 hari. Bila hasil observasi negatif rabies maka hewan tersebut harus mendapat vaksinasi rabies sebelum diserahkan kembali kepada pemiliknya.
  • Bila hewan yang menggigit adalah hewan liar (tidak ada pemiliknya) maka hewan tersebut harus diusahakan ditangkap hidup dan diserahkan kepada Dinas Peternakan setempat untuk diobservasi dan setelah masa observasi selesai hewan tersebut dapat dimusnahkan atau dipelihara oleh orang yang berkenan, setelah terlebih dahulu diberi vaksinasi rabies.
  • Bila hewan yang menggigit sulit ditangkap dan terpaksa harus dibunuh, maka kepala hewan tersebut harus diambil dan segera diserahkan ke Dinas Peternakan setempat untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium.


Tindakan Terhadap Manusia

1. segera cuci luka gigitan dengan air bersih dan sabun atau detergen selama 5-10 menit kemudian bilas dengan air yang mengalir, lalu keringkan dengan kain bersih atau kertas tissue.

2. Luka kemudian diberi obat luka yang tersedia (misalnya obat merah) lalu dibalut longgar dengan pembalut yang bersih.

3. Penderita atau korban secepatnya dibawa ke Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat untuk mendapat perawatan lebih lanjut.


Tindakan Terhadap Hewan Peliharaan

  1. Menempatkan hewan peliharaan dalam kandang yang baik dan sesuai dan senantiasa memperhatikan kebersihan kandang dan sekitarnya.
  2. Menjaga kesehatan hewan peliharaan dengan memberikan makanan yang baik, pemeliharaan yang baik dan melaksanakan Vaksinasi Rabies secara teratur setiap tahun ke Dinas Peternakan atau Dokter Hewan Praktek.
  3. Memasang rantai pada leher anjing bila anjing tidak dikandangkan atau sedang diajak berjalan-jalan.

Tuesday, January 13, 2009

Israel Kian Terancam dan Tak Lagi Superior

Tulisan ini saya ambil dari milist Forest_GAM@yahoogroups.com


Oleh Jafar M. Sidik

Jakarta (ANTARA News) - Belum pernah Israel seterancam seperti sekarang, apalagi belum genap dua tahun lalu, superioritas militernya terhadap Arab dipatahkan Hizbullah di Lebanon.

Kini, tak ada satu pun kota Israel yang aman dari serangan Arab meski puluhan skuadron pesawat tempur canggih dan wahana anti rudal menjaga ketat kota-kota Israel.

Bahkan saat tank-tank canggih Abrams, lusinan heli tempur Apache dan salah satu pasukan infanteri paling terlatih di dunia menginvasi Gaza sejak 3 Januari 2009, luncuran roket Hamas tetap menghujam bumi Israel.

"Hamas masih cukup memiliki roket dan mortir untuk terus ditembakkan jauh ke dalam wilayah Israel sampai beberapa minggu," kata Kepala Litbang Intelijen Militer (Aman), Jenderal Yossi Beidatz, seperti dilansir AFP (6/1).

Hamas yang berada di jantung Israel kian mengancam negara Yahudi itu dan didukung rakyatnya terbukti pemilu Palestina Januari 2006 lalu telah memenangkan Hamas dan membuat Israel serta rezim-rezim Arab sekutu AS ketakutan.

Israel harus menerima kenyataan, semua pemenang proses demokrasi di Timur Tengah berubah menentangnya, tak terkecuali Turki yang sebelumnya menjadi sahabat kentalnya atau Iran yang kini menjadi musuh paling fanatiknya.

Israel juga menghadapi Presiden terpilih AS yang bungkam menyikapi ulah usilnya di Timur Tengah, padahal sebelumnya rezim-rezim baru Washington selalu berhasil dipancing Israel untuk berkomentar.

Wayne White, mantan analis Timur Tengah di Departemen Luar Negeri AS, menilai Obama bungkam karena ia menghadapi kompleksitas konflik Gaza dan melihat Israel berlaku bodoh di Gaza.

"Jika saya Obama, saya juga akan memilih bungkam," kata Wayne seperti dikutip Washington Times (30/12).

Sendirian

Ketika Obama akhirnya berbicara, si hitam beradik keturunan Indonesia itu tidak mengisyaratkan ia bersetuju dengan Israel, sebaliknya menyampaikan kalimat yang netral sehingga tak membuat gerah Arab.

"Tegasnya, saya menyampaikan keprihatinan yang mendalam atas konflik yang berlaku di wilayah itu," kata Obama seperti dikutip DPA (7/1), tanpa mengomentari legalitas agresi Gaza yang justru diinginkan Israel.

Sikap diam Obama adalah kemunduran bagi Israel yang malah menegaskan fokusnya pada perbaikan ekonomi dan dengan cerdik membebankan Gaza pada rezim George Bush yang turut mengarsiteki krisis Gaza.

"Saya kira pemerintah Bush sangat nyaman mendukung Israel dan tak melibatkan diri atau mencoba upaya gencatan senjata," kata Scott Lasensky, analis United States Institute of Peace, mengomentari aransemen Bush di Gaza.

Sejumlah kalangan bahkan meminta Obama tegas dengan tidak menuruti Israel.

"Obama mesti memulai inisiatif baru karena proses damai Annapolis pada November 2007 tidak menghasilkan apa-apa," ulas Nathan Brown, analis Carnegie Endowment for International Peace, menunjuk prakarsa damai kreasi Bush yang menguntungkan Israel semata itu.

Jelas, Israel sendirian di Timur Tengah, apalagi Bush yang memanjanya segera raib dari Gedung Putih.

Turki yang lama menjadi sekutunya pun menjaga jarak setelah pemerintahan pimpinan AKP enggan menyeret Turki merapat ke Israel.

Jangan tanya sikap Eropa karena banyak negara seperti Prancis dan Jerman, geram terhadap ulah Israel yang gemar menyepelekan hukum internasional.

"Tuan Presiden (Shimon Peres), anda menghadapi masalah serius dengan dunia internasional dan citra Israel tengah hancur," kata anggota Komisi Hubungan Luar Negeri Uni Eropa Benita Ferrero-Waldner saat menyampaikan sikap Eropa di Gaza.

Hanya karena ingin memupus perasaan bersalah atas genosida semasa Perang Dunia Kedua, Eropa ingin terlihat seimbang di Palestina dengan menyeru Hamas mengakhiri serangan roket ke Israel.

Sadar

Israel sendiri sadar petualangannya di Gaza tak akan sepermanen saat mereka merampas Sinai pada Perang 1967, lagipula ekspedisi kali ini hanya untuk konsumsi pemilu.

Israel juga tahu Hamas yang menjadi musuhnya sekarang lebih militan dibanding musuh musuhnya pada masa lalu, diantaranya karena memiliki roket-roket Iran yang menjangkau semua wilayah Israel.

Oleh karena itu, agresi Gaza adalah juga pesan Israel pada Iran yang membuatnya menjadi demikian tidak aman dan tak lagi superior. Iran menodong Israel dengan roket Grad dan Fajar tanpa menggelarkan seorang pun tentara.

"Iran cukup memasukkan anasir kimia dan biologi pada rudalnya dan hancurlah Negara Yahudi. Itu semua dilakukan secara terselubung melalui Hamas dan Hizbullah sehingga Iran bisa mengklaim diri bersih," kata Profesor Rabbi Daniel Zucker, ketua Americans for Democracy in the Middle-East seperti dikutip Jerusalem Post.

Israel juga tak bisa mengandalkan sekutu Arabnya yang belakangan terlihat rapuh dirongrong oposisi yang umumnya senafas dengan Hamas.

Keengganan Mesir untuk tegas di Palestina misalnya, lebih karena dimotivasi oleh kekhawatiran Hamas menulari kaum oposisi Mesir. Pandangan serupa dianut rezim Arab moderat lainnya seperti Arab Saudi dan Yordania yang tak ingin shiah Iran menyemangati kaum oposisi.

Presiden Husni Mubarak tak saja khawatir Hamas mengancam Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Fatah, tapi juga karena dia memiliki agenda politiknya sendiri, menetralisir oposisi muslim militan, khususnya Ikhwanul Muslimin.

Ikhwanul memang dinyatakan terlarang, namun para aktivisnya yang kini menjadi anggota parlemen dari garis independen telah membentuk kaukus oposisi besar di parlemen di mana tokohnya yang bernama Mohamed Habib menuduh Mubarak bersekongkol dengan Israel.

Habib juga menyebut Israel telah mengiris wilayah Arab, menjarah kekayaannya dan menghapus identitas budayanya. Untuk itu, Habib melihat perlawanan Palestina di Gaza adalah garis depan pertahanan Arab guna menghadapi rekayasa Israel.

Ekspedisi militer Israel di Gaza adalah memang rekayasa dan petualangan Partai Kadima dalam menaikkan popularitasnya menjelang pemilu legislatif 10 Februari 2009.

Kalau dulu PLO atau Hizbullah di Lebanon yang menjadi pion pendongkrak popularitas politik Tel Aviv, maka kini mereka memainkan Hamas sebagai bidak pendongkrak popularitas politik dengan membesar-besarkan ancaman Hamas. Padahal, militansi Hamas adalah reaksi dari embargo tak manusiawi Israel di Gaza.

Dengan embargo Gaza, Israel ingin melemahkan Hamas sehingga tak mampu memerintah dan Gaza pun kacau untuk kemudian menjadi pintu masuk bagi penggulingan Hamas oleh Israel.

Hamas berupaya menembus blokade itu, mulanya dengan penyelundupan, namun frustasi dan terpaksa mengadopsi serangan bersenjata, satu tindakan yang justru diinginkan Israel karena menjadi pembenar bagi invasi ke Gaza.

Pengepungan

"Padahal bukan hanya Hamas yang ingin mengakhiri pengepungan Israel, tapi juga seluruh rakyat Palestina. Itu keinginan semua manusia dan bangsa yang bercita-cita hidup sebagai manusia merdeka," kata editor Jerusalem Post, Larry Derfner (31/12).

Dengan merusak ketertiban Gaza lewat kampanye militer, total sudah kekacauan di Gaza dan Israel pun percaya Hamas bakal seinferior Fatah.

"Hamas tak akan seperti Fatah yang lemah, korup dan tidak populer. Hamas justru akan kian ekstrem karena blokade dan serangan terus menerus Israel hanya membuatnya berpikir sia-sialah bernegosiasi dengan Tel Aviv," kata wartawan AS keturunan Iran, Nir Rosen, dalam tulisannya di laman Aljazeera (30/12).

Lebih dari itu, invasi ke Gaza bukan saja mendegradasi citra Israel, namun juga memojokkan sekutu Arabnya.

"Damaskus telah menarik diri dari pembicaraan tripartit dengan Tel Aviv dan rakyat Arab murka tak hanya pada Israel dan AS, tapi juga pada pemerintah mereka yang dianggap bersekongkol dengan Washington," tutur Rosen.

Tidak itu saja, krisis Gaza telah menajamkan militansi muslim garis keras seluruh dunia sehingga menyulitkan Obama mengampanyekan perdamaian global, satu situasi yang didesain Israel.

"Saya telah berbicara dengan para aktivis jihad di Irak, Lebanon, Afghanistan, Somalia dan banyak lagi. Mereka menyebut Palestinalah yang memotivasi gerakan jihad mereka," ungkap Rosen.

Tak heran jika rakyat Israel sendiri mulai mengkritisi pendekatan pemerintahnya di Gaza. Dari 81 persen warga yang mendukung kampanye militer ke Gaza, hanya 39 persen yang percaya Hamas bisa digulingkan.

Jika pun Israel menang maka kemenangan itu malah mengungkap ketidakmampuan Israel hidup berdampingan dengan bangsa lain dan masyarakat Yahudi pun bertanya apa yang sebenarnya diinginkan para politisi Israel.

"Inikah keterbatasan kita sebagai manusia yang dilahirkan kembali dari holocaust (pembasmian etnis semasa Perang Dunia Kedua)?" tanya Sara Roy, cendikiawan Yahudi pengarang "Failing Peace: Gaza and the Palestinian- Israeli Conflict" seperti dikutip Christian Science Monitor (2/1).

Sara adalah seorang dari kelompok warga Yahudi yang ingin adil mengkritisi bangsanya, bukan saja demi keadilan universal, namun melihat fakta betapa Israel sekarang sendirian dan tererosi superioritasnya. (*)

Dampak Positif Penurunan Harga BBM

Pemerintah kembali menghembuskan kabar baik. Dalam beberapa hari ke depan, harga bahan bakar minyak (BBM) berupa bensin dan solar akan diturunkan lagi.


Penurunan harga ini, jika benar diterapkan, merupakan yang ketiga kali dilakukan setelah sebelumnya pemerintah pada akhir tahun lalu menurunkan harga jual bensin dari Rp 6.000/liter menjadi Rp 5.500/liter dan tak berapa lama kemudian harga jual bensin diturunkan lagi menjadi Rp 5.000/liter.


Memang untuk yang ketiga kali ini, pemerintah belum menetapkan besarnya penurunan harga jual bensin dan solar itu. Namun berapa pun besarnya penurunan yang akan diterapkan, merupakan kabar baik bagi masyarakat.


Besarnya harga BBM di dalam negeri selama ini ditentukan oleh tiga faktor, yakni harga minyak mentah di pasar internasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan besarnya subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Untuk tahun ini, subsidi hanya diberikan pemerintah terhadap beberapa jenis BBM saja. BBM jenis bensin tidak lagi diberikan subsidi alias harga jualnya akan didasarkan pada harga yang terjadi di pasar internasional.


Saat ini, harga minyak mentah di pasar internasional mencapai 42 dolar AS/barel dan kurs rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran 10.800. Dengan kondisi ini, penurunan harga jual BBM memang layak dilakukan karena harga di pasar internasional jauh lebih rendah dibandingkan harga di dalam negeri.


Penurunan harga BBM selayaknya akan berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi di dalam negeri maupun kegiatan ekspor mengingat BBM memberikan kontribusi cukup besar bagi struktur biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha.


Sayangnya, dampak positif dari penurunan harga BBM itu belum terasa di berbagai sektor. Yang paling mencolok adalah masih tingginya harga kebutuhan pokok masyarakat dan belum turunnya ongkos atau tarif angkutan.


Harga beberapa komoditas pertanian, seperti sayur mayur, saat ini malah menunjukkan tren melonjak. Begitu pula dengan harga minyak goreng, walaupun harga CPO di pasar internasional sudah melemah, namun harga minyak goreng di dalam negeri masih berada di posisi cukup tinggi.


Masih mahalnya harga komoditas-komoditas itu juga dipengaruhi oleh belum turunnya tarif angkutan, baik angkutan darat, laut dan udara. Padahal besarnya tarif angkutan memegang peranan penting bagi penentuan harga jual komoditas.


Masih tingginya harga komoditas kebutuhan pokok dan belum turunnya tarif angkutan sempat dipertanyakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Sikap Presiden SBY terhadap harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan ini sudah seharusnya ditindaklanjuti oleh pembantu-pembantunya di berbagai instansi.


Demi kepentingan rakyat banyak, pemerintah harus mampu memberikan dampak positif dari penurunan harga BBM sehingga apa yang telah dilakukan pemerintah tidak hanya bisa dinikmati oleh segelintir kelompok masyarakat saja.


Tentunya hal ini dapat dilakukan jika pemerintah mau bersikap tegas dan fair dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Selain itu, diperlukan pula sikap jujur dan jiwa besar dari kalangan pelaku usaha.

Inhutani II Bersiap Masuki Pasar Karbon

PT. Inhutani II bersiap memasuki pasar karbon sukarela untuk menggali potensi pendapatan perseroan yang berasal dari jasa lingkungan. Dua areal konsesi yang disiapkan berlokasi di Kabupaten Pulau Laut dan Kabupaten Malinau.


Direktur Pengembangan Inhutani II Tri Joko mengatakan, perseroan sudah mendapatkan dua calon mitra strategis asal Inggris dan Australia untuk mewujudkan rencana tersebut. “Mudah-mudahan rencana ini bisa berjalan mulus di tahun 2009,” kata dia.


Tri Joko menjelaskan, perwujudan langkah tersebut juga tergantung dengan aturan main perdagangan karbon di hutan produksi yang kini sedang disiapkan pemerintah c.q Departemen Kehutanan (Dephut). “Begitu aturan tersebut selesai, kami harap rencana kami sudah bisa dilaksanakan,” katanya.


Dia menuturkan, jika mengacu kepada draft peraturan menteri kehutanan (permenhut) tentang izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan di hutan produksi yang kini sedang dipersiapkan Dephut, ada dua kegiatan jasa lingkungan terkait dengan emisi gas rumah kaca yang bisa dilakukan, yaitu penyerapan dan penyimpanan karbon.


Sejumlah kegiatan yang dikategorikan sebagai penyerapan karbon adalah penanaman, pemeliharaan dan pengayaan tanaman di hutan produksi yang dikelola dengan prinsip Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL).


Sementara kegiatan yang masuk sebagai kategori penyimpanan karbon di hutan produksi diantaranya perpanjangan siklus tebang, perpanjangan rotasi tebang dan penerapan penebangan ramah lingkungan (reduced impact logging).


Menurut Tri Joko, areal konsesi izin usaha pemanfaatan, hasil hutan kayu (IUPHHK) hutan alam yang berlokasi di Pulau Laut akan diarahkan untuk kegiatan penyerapan karbon sementara konsesi yang berada di Malinau akan diarahkan untuk kegiatan penyimpanan karbon.


Meski berharap rencana tersebut akan membuka sumber baru pendapatan perseroan, Tri Joko menyatakan pihaknya akan tetap menerapkan prinsip kehati-hatian. Sebab, kegiatan perdagangan karbon merupakan kegiatan yang relatif baru dan butuh pembelajaran lebih lanjut. “Kami berhati-hati untuk mencegah kerugian perseroan di masa yang akan datang,” katanya.


Jika Inhutani II jadi terjun ke bisnis karbon, itu menyusul perusahaan pelat merah lainnya PT. Inhutani I. Dalam daftar yang sudah tercatat di Dephut, sedikitnya sudah ada delapan perusahaan yang juga meminati bisnis karbon dan restorasi hutan produksi.


Saat ini Dephut memang masih terus membahas permenhut tentang izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan di hutan produksi. Aturan tersebut nantinya akan lebih ditujukan untuk pasar karbon sukarela (voluntary) meski tak menutup kemungkinan pemegang IUPHHK untuk mendapat pendanaan dari compliant market.


Kemungkinan tersebut terbuka jika mekanisme Reducing Emissions from Deforestation and Degradation (REDD) yang kini disiapkan Indonesia dan sejumlah negara berkembang lainnya bisa diakui sebagai mekanisme compliant market tahun 2012 mendatang, ketika Protokol Kyoto habis masa berlakunya.

2009, Saatnya HTI Jadi Tulang Punggung

Akhir tahun 2008 diakhiri dengan sebuah keputusan penting terhadap penyidikan kasus dugaan pembalakan liar yang dilakukan terhadap 13 perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) yang berlokasi di Riau. Kepolisian Riau sudah secara resmi mengeluarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) dengan alasan tak ditemukannya bukti 13 perusahaan, dari 14 perusahaan yang disidik, melakukan pembalakan liar.


Jika mengikuti kasus ini sejak awal, hasil akhir tersebut bukan kejutan. Apalagi, seperti disebut Kapolda Riau Brigjen Pol Hadiatmoko, berdasarkan keterangan saksi-saksi, tak ada pelanggaran undang-undang baik UU Kehutanan maupun UU Lingkungan Hidup yang dilakukan oleh 13 perusahaan tersebut.


Yang jelas menurut Menteri Kehutanan MS Kaban, keputusan tersebut diharapkan bisa mendorong perusahaan hutan tanaman industri untuk “ngebut” membangun areal konsesinya. “Langkah kepolisian sudah benar, karena sudah dilakukan penyelidikan berbulan-bulan tapi tidak ditemukan bukti. Ini pertanda baik untuk tahun 2009. sekarang saatnya perusahaan HTI melakukan penanaman,” kata Kaban.


Harapan yang bercampur perintah itu memang pantas dinyatakan Menhut Kaban. Sebab, sudah sejak awal HTI dirancang menjadi tulang punggung sektor kehutanan Indonesia. Tahun 2009 juga menjadi batas akhir bagi HTI yang terkait dengan industri pulp dan kertas untuk merealisasikan seluruh tanamannya seperti diatur dalam SK Menhut No.101/2004 tentang Percepatan Pembangunan Hutan Tanaman Untuk Pemenuhan bahan baku Industri Pulp dan Kertas.


Wajar juga jika lecutan untuk mempercepat pembangunan hutan tanaman dilontarkan. Kita sudah jengah dengan keluhan kekurangan pasokan bahan baku setiap kali industri kehutanan, khususnya pulp dan kertas menghadapi persoalan. Persis seperti ketika harga pulp anjlok akibat krisis finansial global belakangan ini.


Ketika harga pulp terpangkas lebih dari 15% hanya dalam waktu tiga bulan, industri pulp sontak menyuarakan kekurangan bahan baku dan “terpaksa” melakukan PHK untuk tetap menyelamatkan putaran mesin pabriknya. Sebuah sikap yang disentil Menhut Kaban dengan menyebut pemerintah disandera dengan bahasa krisis bahan baku. Menhut menyatakan, krisis bahan baku bagi industri pulp terjadi karena selama ini mereka lamban melakukan penanaman.(Agro Indonesia, Volume V, No.229 16-22 Desember 2008).


Double Counting

Pertanyaannya, bisakah HTI menjadi tulang punggung industri kehutanan Indonesia? Jika melihat data Dephut terakhir, di awal tahun 2008 sudah terealisasi 3,9 juta ha HTI. Dirjen Bina Produksi Kehutanan Dephut Hadi S. Pasaribu saat refleksi pembangunan kehutanan tahun 2008 bahkan menyebut, hingga tahun 2008 berakhir luas realisasi tanaman HTI mencapai 4,2 juta ha.


Menurut Hadi, luas realisasi tanaman bisa lebih luas jika proses pembangunan HTI tidak mengalami gangguan seperti krisis finansial global dan ketidakpastian hukum. Itu sebabnya, dia berharap adanya kepastian hukum, khususnya untuk perusahaan HTI di Riau, akan semakin mempercepat pembangunan HTI. “Mudah-mudahan tahun 2009 target HTI 5 juta ha bisa tercapai,” kata dia.


Sesuatu yang melegakan. Sebab dengan 5 juta ha dan produktivitas kayu tiap ha diasumsikan 100 m3 saja, Indonesia bisa punya stok tegakan mencapai 500 juta m3.


Meski demikian, tak sedikit kalangan yang meragukan data tersebut. Sejak lama banyak kalangan mensinyalir terjadi double counting untuk realisasi tanam HTI. Artinya, ada tanaman HTI yang sebenarnya masuk daur kedua, dihitung sebagai daur pertama.


Pengamat kehutanan Bintang Simangunsong pernah melakukan analisis terhadap data realisasi tanaman HTI tahun 2007. Dari data tersebut, realisasi pembangunan HTI yang sudah dimulai sejak tahun 1990-an sudah sekitar 3 juta ha dimana 1 juta ha merupakan HTI perkakas dan 2,1 juta sisanya merupakan HTI pulp.


Menurut Bintang, dengan 2,1 juta ha HTI pullp dan daur tebangan selama 7 tahun, maka setiap tahun bisa dipanen areal seluas 300.000 ha. Jika diasumsikan produktivitasnya 150 m3/ha, maka seharusnya kayu yang dipanen mencapai 45 juta m3. “Nyatanya jumlah panen dari HTI pulp tidak sampai jumlah tersebut,” katanya.


Berdasarkan data Dephut, produksi kayu HTI yang dimanfaatkan industri kehutanan pada tahun 2004 sebesar 9,4 juta m3, tahun 2005 sebesar 9,9 juta m3, tahun 2006 sebesar 22 juta m3 dan 2007 sebesar 20,6 juta m3. Sementara untuk tahun 2008, sampai dengan November, kayu dari HTI yang dimanfaatkan untuk industri kehutanan sebesar 19,6 juta m3. dari situ tergambar, produksi kayu HTI memang menunjukkan kenaikan, namun tetap saja jumlahnya jauh di bawah produksi yang seharusnya.

Menurut Bintang, ada beberapa kemungkinan yang menjelaskan hal tersebut. “Bisa saja terjadi, mutu hutannya di beberapa tempat buruk sehingga produktivitasnya turun atau kejadian tak terduga seperti bencana alam. Namun kalaupun itu terjadi, seharusnya jumlah produksi kayu HTI tidak menunjukkan ketimpangan dengan laporan realisasi tanamnya. Ini menunjukkan kalau dugaan adanya double counting memang terjadi,” tutur dia.


Pemerintah pun diminta untuk melakukan audit menyeluruh terhadap laporan realisasi tanam HTI. Apalagi, untuk melakukan hal itu bukan hal sulit. Sebab, setiap perusahaan pasti mempunyai buku laporan tahunan standing stok tegakan yang dimiliki. Lagipula, tak banyak pemain besar di bidang HTI. Hanya ada Raja Garuda Mas, Sinar Mas dan Marubeni. Kebanyakan perusahaan-perusahaan HTI berafiliasi dengan tiga kelompok usaha tersebut. “Audit bisadilakukan dengan mengecek laporan produksi dikombinasikan dengan pengecekan lapangan,” kata Bintang.


Dia mengingatkan, data realisasi HTI sangat penting untuk menentukan masa depan sektor kehutanan Indonesia. Lewat data tersebut, tergambar persediaan bahan baku yang lestari untuk industri kehutanan Indonesia. “Jangan sampai industri pulp terus dibangun tampa memperhitungkan pasokan bahan baku yang tersedia. Pengalaman di masa lalu seharusnya dijadikan pelajaran,” katanya.


Pastinya, tak bakal rugi jika HTI yang berafiliasi dengan industri pulp mempercepat penanamannya. Langkah-langkah pemerintah yang membuat iklim pengusahaan hutan, termasuk HTI, seharusnya bisa dijawab dengan menggenjot luas tanaman. Jadi, apa yang digadang-gadangkan selama ini dengan menyebut HTI sebagai tulang punggung sektor kehutanan benar-benar bisa terwujudkan.

Perancis Bantu Pendanaan Studi Pasar Karbon Sukarela

Perancis lewat Agence Francaise De Development (AFD), menyetujui untuk memberikan bantuan teknis dalam studi pasar karbon sukarela. Studi akan meliputi prosedur dan cara persiapan pasar karbon sukarela di Indonesia serta menghubungkannya dengan skema nasional dan international dari transaksi kredit karbon.


Penandatanganan kesepakatan dilakukan oleh Kepala Badan Planologi Dephut, Yetti Rusli dan Direktur AFD untuk Indonesia, Joel Daligault di Jakarta, pekan lalu. Hadir dalam kesempatan tersebut Sekjen Dephut Boen M. Purnama.


Kepala Pusat Rencana dan Statistik Departemen Kehutanan Basoeki Karyatmadja menjelaskan, kesepakatan tersebut merupakan tindak lanjut hsil pertemuan antara Menteri Kehutanan MS Kaban dengan Chief Executive Officer (CEO) AFD beberapa lalu waktu, dimana kedua belah pihak setuju untuk bekerja sama dalam bentuk kerjasama teknis untuk mengembangkan pasar karbon sukarela di Indonesia. “Khususnya untuk pasar karbon berskala kecil,” kata Basoeki.


Dia melanjutkan, pengembangan pasar karbon sukarela diharapkan dapat mendukung pengelolaan hutan lestari dan pada saat yang sama turut berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal di propinsi maupun kabupaten. “Studi yang akan dilakukan diharapkan bisa memberi data dan informasi yang lengkap, batasan dan peluang serta solusi-solusi yang konkrit untuk membuat kebijakan yang baik tentang pasar karbon sukarela,” kata Basoeki.


Untuk mengembangkan pasar karbon sukarela skala kecil, Baplan Dephut juga sudah mengikat kerjasama dengan Lembaga Ekolabel Indonesia untuk mengembangkan standar sertifikasi wilayah yang layak masuk pasar karbon dan menyiapkan aturan-aturan yang terkait dengan perdagangan karbon di Indonesia.


Kerjasama teknis difokuskan untuk pasar karbon sukarela karena untuk compliant market, kata Basoeki, Indonesia sudah mengusung Skema Reducing Emmissions from Deforestation and Degradation (REDD).


Sementara Joel Daligault dalam sambutannya menegaskan komitmen AFD untuk mendanai bantuan teknis dalam rangka pasar karbon sukarela skala kecil. AFD juga terkesan dengan upaya Dephut untuk memulai proyek inovatif yang akan berkontribusi pada mitigasi perubahan iklim dan pengurangan kemiskinan.


Terkait dengan perubahan iklim, AFD yang hadir di Indonesia sejak tahun 2005 sudah menandatangani kesepakatan pemberian pinjaman senilai 200 juta dolar AS yang menjadi bagian “Rencana Kerja Nasional Mengatasi Perubahan Iklim”.


Pinjaman tersebut, yang diberikan dalam bentuk bantuan anggaran, bertujuan untuk mendukung rencana kerja Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim dan membantu implementasi target dan tindakan yang sudah disepakati dalam bentuk “Policy Matrix” selama tiga tahun dan akan direvisi setiap tahun. Target “Policy Matrix” terpilah menjadi tiga bagian utama, mitigasi, adaptasi dan masalah lintas sektor. Untuk program ini, AFD menjadi partner Japan International Cooperation Agency (JICA) yang sudah memberi pinjaman sebesar 300 juta dolar AS ke pemerintah Indonesia.


Kerjasama yang dilakukan dengan Dephut menjadi bagian dari hibah yang diberikan AFD. Selain dengan Dephut, hibah juga diberikan melalui kerjasama teknis dengan Departemen Perindustrian terkait efisiensi energi di industri semen dan baja.

79,1 Juta Pohon Telah Tertanam

Sebanyak 79,1 juta pohon telah tertanam di seluruh Indonesia dalam kurun waktu kurang dari satu bulan usai pencanangan Gerakan Nasional Penanaman 100 Juta Pohon untuk memperingati Kebangkitan Nasional.


Menteri Kehutanan MS Kaban berharap, realisasi penanaman bisa melampaui target yang sudah ditetapkan. “Menurut data yang terkumpul sampai 23 Desember lalu, sudah 79,1 juta pohon yang tertanam. Seluruh data baru bisa terkumpul semua bulan Januari atau Februari 2009,” kata Menteri Kehutanan, MS Kaban, di sela-sela penanaman pohon bersama seniman WS Rendra di Depok, pekan lalu.


Ia mengatakan dalam rangka program penanaman pohon tersebut pemerintah menyediakan dua juta bibit pohon untuk setiap provinsi. Sementara kebutuhan bibit lainnya disediakan secara swadaya oleh masyarakat. Menurut Kaban, hal yang terpenting dari gerakan penanaman pohon yang dicanangkan pemerintah adalah tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk mau menanam pohon.


Menurut dia, keberhasilan dari program penanaman pohon ini bisa dilihat dari keikutssertaan berbagai tokoh negeri dalam mensosialisasikan pentingnya menanam pohon, termasuk keikutsertaan para seniman dan budayawan. Ia menambahkan fokus dari gerakan penanaman pohon ini sebenarnya dilakukan pada lahan masyarakat yang kosong dan lahan-lahan kritis tentunya. Penanaman pohon di sekitar tempat tinggal masyarakat akan membantu mereka terhindar dari berbagai bencana.


Kaban juga meminta agar pemerintah daerah bisa taat kepada perencanaan tata kota. Maksudnya agar pohon yang sudah ditanam di perkotaan nantinya tidak dikorbankan untuk pembangunan infrastruktur. “Perencanaan tata kota harus diikuti. Tapi perencanaan sendiri harus jelas mulai dari lokasi penanaman pohon, usianya, ukurannya, semua harus diatur jangan sampai asal tebang kalau mau membangun sesuatu,” kata Kaban.


Sementara itu, seniman Rendra menyambut positif pencanangan gerakan menanam pohon 100 juta pohon. Dia mengingatkan menanam pohon sama dengan menyelamatkan bumi. “Selain menyelamatkan mata air, pohon juga menyediakan oksigen untuk kebutuhan kehidupan,” kata Rendra yang terkenal sebagai Si Burung Merak.


Dia mengungkapkan, di sekitar markas teaternya di Depok terdapat mata air yang bisa langsung diminum tanpa dimasak teruji dengan analisa laboratorium. Itu sebabnya dia akan mendorong masyarakat disekitarnya untuk melakukan penanaman agar kesinambungan mata air bisa tetap terjaga.


Selain itu, dia mengatakan, pentingnya menanam pohon bukan semata-mata melihat dari segi investasi bahan baku kayunya, tetapi untuk menyuburkan tanah di sekitar pohon yang ditanam. “Saya harap ulama dapat juga mensosialisasikan agar masyarakat mau menanam di lingkungan rumahnya. Minimal tiga pohon untuk satu rumah,” tambah Rendra.


Menhut Kaban sendiri berharap agar apa yang dilakukan budayawan sekelas WS Rendra dapat diikuti oleh masyarakat lainnya, terutama orang-orang berada yang memiliki tanah kosong di kawasan Bogor, Puncak, Cianjur (Bopuncur). “Saya pikir yang dilakukan Mas Rendra jadi contoh yang sangat layak diperkenalkan kepada masyarakat Indonesia bahwa alangkah baiknya jika lahan-lahan milik masyarakat diperkaya dengan pohon-pohonan dengan nilai sangat luas,” ujar Kaban.

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.