HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Tuesday, January 13, 2009

Dampak Positif Penurunan Harga BBM

Pemerintah kembali menghembuskan kabar baik. Dalam beberapa hari ke depan, harga bahan bakar minyak (BBM) berupa bensin dan solar akan diturunkan lagi.


Penurunan harga ini, jika benar diterapkan, merupakan yang ketiga kali dilakukan setelah sebelumnya pemerintah pada akhir tahun lalu menurunkan harga jual bensin dari Rp 6.000/liter menjadi Rp 5.500/liter dan tak berapa lama kemudian harga jual bensin diturunkan lagi menjadi Rp 5.000/liter.


Memang untuk yang ketiga kali ini, pemerintah belum menetapkan besarnya penurunan harga jual bensin dan solar itu. Namun berapa pun besarnya penurunan yang akan diterapkan, merupakan kabar baik bagi masyarakat.


Besarnya harga BBM di dalam negeri selama ini ditentukan oleh tiga faktor, yakni harga minyak mentah di pasar internasional, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dan besarnya subsidi BBM dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).


Untuk tahun ini, subsidi hanya diberikan pemerintah terhadap beberapa jenis BBM saja. BBM jenis bensin tidak lagi diberikan subsidi alias harga jualnya akan didasarkan pada harga yang terjadi di pasar internasional.


Saat ini, harga minyak mentah di pasar internasional mencapai 42 dolar AS/barel dan kurs rupiah terhadap dolar AS berada di kisaran 10.800. Dengan kondisi ini, penurunan harga jual BBM memang layak dilakukan karena harga di pasar internasional jauh lebih rendah dibandingkan harga di dalam negeri.


Penurunan harga BBM selayaknya akan berpengaruh besar terhadap kegiatan ekonomi di dalam negeri maupun kegiatan ekspor mengingat BBM memberikan kontribusi cukup besar bagi struktur biaya produksi yang dikeluarkan pengusaha.


Sayangnya, dampak positif dari penurunan harga BBM itu belum terasa di berbagai sektor. Yang paling mencolok adalah masih tingginya harga kebutuhan pokok masyarakat dan belum turunnya ongkos atau tarif angkutan.


Harga beberapa komoditas pertanian, seperti sayur mayur, saat ini malah menunjukkan tren melonjak. Begitu pula dengan harga minyak goreng, walaupun harga CPO di pasar internasional sudah melemah, namun harga minyak goreng di dalam negeri masih berada di posisi cukup tinggi.


Masih mahalnya harga komoditas-komoditas itu juga dipengaruhi oleh belum turunnya tarif angkutan, baik angkutan darat, laut dan udara. Padahal besarnya tarif angkutan memegang peranan penting bagi penentuan harga jual komoditas.


Masih tingginya harga komoditas kebutuhan pokok dan belum turunnya tarif angkutan sempat dipertanyakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).


Sikap Presiden SBY terhadap harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan ini sudah seharusnya ditindaklanjuti oleh pembantu-pembantunya di berbagai instansi.


Demi kepentingan rakyat banyak, pemerintah harus mampu memberikan dampak positif dari penurunan harga BBM sehingga apa yang telah dilakukan pemerintah tidak hanya bisa dinikmati oleh segelintir kelompok masyarakat saja.


Tentunya hal ini dapat dilakukan jika pemerintah mau bersikap tegas dan fair dalam menjalankan kebijakan-kebijakannya. Selain itu, diperlukan pula sikap jujur dan jiwa besar dari kalangan pelaku usaha.

No comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.