HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Wednesday, June 24, 2009

Atasi Malaria Dengan Gula

Hingga saat ini penyakit malaria masih menjadi penyakit yang menakutkan bagi masyarakat di berbagai negara, khususnya yang memiliki iklim tropis. Penyakit yang disebabkan oleh gigitan sejenis nyamuk ini telah banyak memakan korban jiwa, sebagian besar adalah anak-anak.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan kalau lebih dari satu juta orang, 800.000 di antaranya anak-anak balita di Afrika, tewas akibat serangan malaria setiap tahunnya. Selain memakan korban jiwa, ratusan juta penduduk lainnya harus merasakan sakitnya terserang penyakit tersebut.

Besarnya jumlah korban tewas akibat malaria dikarenakan belum ditemukan obat yang paling manjur untuk mengatasi penyakit tersebut. Kebanyakan penderita malaria tewas akibat mengalami hypoglycemia, yakni penurunan kadar gula darah.

Hypoglycemia yang dibarengi dengan serangan malaria inilah yang membuat banyak balita di Afrika tewas karena mereka terlambat mendapatkan pertolongan medis. Kondisi wilayah atau medan di Afrika yang ganas telah menyulitkan penderita malaria untuk menjangkau klinik guna mendapatkan pertolongan infus gula, yang selama ini terbukti mampu mengatasi hypoglycemia.

Namun, beratnya medan kini bukan lagi menjadi halangan bagi penderita malaria untuk mendapatkan pertolongan. Peneliti telah menemukan cara yang tepat untuk mengatasi hypoglycemia dengan mudah di rumah. Caranya adalah cukup dengan meletakkan satu sendok gula pasir di bawah lidah penderita.

Adalah Hubert Barennes, seorang Doktor asal Prancis yang telah bekerja di sektor pelayanan kesehatan di negara-negara kawasan Sahara dari 1987 hingga 2002. Dia sering melihat betapa dahsyatnya efek dari kehilangan kadar gula secara mendadak pada setiap penderita malaria.

Untuk itu dia mencoba membantu penderita malaria dengan memberikan satu sendok makan gula yang diletakkan di bawah lidah penderita.

Hal itu dilakukan dengan alasan gula yang didapat secara oral sedikit banyak telah membantu penderita hypoglycemia mempertahankan nyawanya. Dan ternyata upaya yang dilakukannya cukup berhasil sebagai pertolongan pertama bagi penderita penyakit itu.

Dengan bantuan dokter-dokter lokal, Barennes menerapkan metode pengobatan dengan gula di Niger pada tahun 1990-an.

Kemudian pada tahun 2006, Barennes memimpin sebuah tim beranggotakan 12 peneliti untuk melakukan riset klinis di Mali. Hasilnya, terdapat bukti kalau satu sendok makan gula dapat menyelamatkan jiwa penderita hypoglycemia.

Dalam riset klinisnya, tim peneliti telah menggunakan 23 anak-anak yang menderita malaria dan mengalami penurunan kadar gula yang cukup tinggi.

Para responden itu kemudian dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama diberikan perawatan lewat infus glukosa dan satu kelompok lagi diberikan perawatan berupa pemberian gula di bawah lidah setiap 20 menit.

Hasilnya, mereka yang dirawat dengan cara pemberian gula lewat lidah memiliki hasil yang tidak jauh berbeda dengan mereka yang dirawat dengan infus glukosa.

Jadi, masyarakat di Indonesia, yang juga rawan serangan malaria, tak perlu khawatir lagi bila rumahnya jauh dari klinik atau Puskesmas. Yang penting adalah sediakan gula di rumah secukup mungkin.

No comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.