HOME _.:._ BLOG _.:._ BUSINESS _.:._ PHOTO _.:._ SEARCH

Wednesday, January 28, 2009

BI : ‘Jangan Rusak Sarang Burung’

Buat sebagian anak kecil, sarang burung adalah obyek yang menarik perhatian. Saking menariknya, tak jarang mereka pun mengusik, bahkan merusak sarang burung hanya untuk kepuasan semata. Padahal sarang merupakan bagian penting dari proses perkembangbiakan yang akan menjaga kelangsungan jenisnya.


Untuk itu LSM BI (Burung Indonesia) menghimbau agar semua pihak ikut menjaga keberadaan sarang burung. Jika sampai rusak, maka akan mengancam kelestarian hewan tersebut.


“Sarang adalah tempat perlindungan yang sangat vital. Mulai dari saat induk bertelur hingga membesarkan anak mereka,” ujar Social Marketing and Campaign Officer, Burung Indonesia, Fahrul P. Amama.


Fahrul pun mengingatkan pembuatan sarang burung ada yang sulit, rumit dan makan waktu pula. Menurutnya, pembuatan sarang paling rumit dilakukan oleh jenis burung seperti cinenen, perenjak dan burung madu. Pasalnya, mereka memerlukan material khusus berupa benang laba-laba dan bulu burung untuk merangkai dan menjahit sarangnya. “Cara rumit seperti ini memerlukan ketrampilan tingkat tinggi untuk bisa merajut bahan satu persatu sampai membentuk sarang.”


Sementara sarang paling aneh adalah milik burung suku gosong dan maleo. Maleo senkawor (Macrocephalon maleo) dari keluarga Megapoda (Megapodes alias kaki besar) ini juga punya kebiasaan bersarang sama-sama paling njelimet. Saat datang masa berbiak, kelompok pasangan ini meninggalkan hutan tempatnya mencari makan sepanjang tahun. Mereka mencari area berpasir di pantai, biasanya dekat dengan mata air panas atau sumber panas bumi untuk bertelur.


Proses itu dimulai berbulan-bulan sebelum musim berbiak tiba. Maleo jantan menyiapkan gunungan tempat bertelur. Dia mencakar tanah untuk membuat lubang sedalam setengah meter (m). Lalu ditimbun dengan dedaunan. Hasilnya, berupa onggokan berdiameter 5 m dan tinggi 1 m. Pada gunungan pasir ini si betina menggali lubang untuk menempatkan telur mereka. Telur-telur itu pun ditimbun kembali dengan pasir dan kemudian ditinggalkan begitu saja hingga menetas sendiri.

“Sarang seperti ini berfungsi layaknya mesin inkubator alami. Oleh karena fungsinya ini, dibutuhkan banyak bahan dan usaha untuk membuatnya,” kata Fahrul.


Lain dengan gosong tanimbar (Megapodius tenimberensis). Mereka membuat inkubatornya di dekat pantai atau hutan bakau. Bentuknya, hundukan seperti kerucut yang tersusun dari tanah bsah, pasir putih bercampur daun-daun busuk dan basah. Tinggi gundukan itu bisa mencapai 3 m dengan diameter 5 m. Padahal saudaranya, gosong maluku (Eulipoa wallacei) simpel saja. Jenis tersebut hanya menggali lubang di dalam pasir, meletakkan telurnya dan menutupnya kembali tanpa perlakuan lebih lanjut.

Sedangkan sarang gantung khususnya sarang anyaman adalah rumah burung yang memiliki arsitektur paling mengagumkan. Jenis sarang ini biasanya menggantung pada ujung cabang, daun atau diantara dua ranting pohon. Bentuknya, beragam. Ada yang bulat dengan satu lobang masuk, lonjong atau seperti tabung reaksi.


Apa pun bentuknya, hampir semua burung menganyam sarang gantung dengan rerumputan cara menganyamnya bergerak dari satu sisi ke sisi lainnya, menusukkan helai rumput lewat celah dinding sarang, lalu menariknay hingga tembus dari sisi lain. Kelompok suku Zosteropidae yakni kacamata gunung (Zosterops montanus), cinenen gunung (Orthotomus cuculatus) dan perenjak Jawa (Prinia familiaris) adalah contoh burung yang menjahit sarangnya dengan cara tadi.


Yang unik adalah Collocalia. Mereka bersarang di dalam gua. Membuat sarang dengan air liurnya tanpa lumpur. Memang beberapa jenis menggunakan air liurnya untuk merekatkan beragam material. Namun tiga jenis walet yakni Collocalia fuciphaga, Collocalia esculenta dan Collocalia maxima membangun sarang 100% dari air liurnya. Sarang ini lah yang digunakan para koki untuk membuat salah satu makana lezat dan mahal di dunia, sup sarang burung.


Namun sarang seperti mangkuk paling umum. Bentuknya bisa dibedakan karena memiliki bagian dalam dan luar. Kendati membangunnya relatif sulit namun memberi perlindungan maksimal bagi telur dan burung muda. Sarang konvensional ini dibangun di berbagai tempat tapi biasanya dijepit, ditambat atau diikatkan pada cabang dan batang pohon.

No comments:

Sign up for PayPal and start accepting credit card payments instantly.